Rabu, 10 Juni 2015

Memanen Padi di Sawah

Terik matahari tak menyurutkan niatku untuk menolong Ibuku. Ya sekarang aku sedang membantu ibuku di sawah. Hari ini waktunya memanen padi dan karena aku libur Ibu mengajakku untuk ikut serta. Masi bajak padi yang belum di Panen. Tapi itu tak akan mematahkan semangatku. Aku terua memanen. Awalnya aku tidak tahu caranya, tapi bapakku mengajariku. Jadi aku tahu sekarang. Sungguh menyenangkan menurutku pergi ke sawah. Meskipun panas dan membuat kulitku Hitam. aku tidak apa-apa dengan itu. Setelah mengerahkan semua kemampuanku untuk memanen padi, tak terasa semua padi sudah tumbang dari tempatnya. Akhirnyaaaa. Akhirnya aku pulang dan membersihkan diri dari lumpur-lumpur yang menempel.

Liburan Sekolah

Pada liburan sekolah semester ganjil ini saya tidak libur ke mana-mana.Aku hanya sekedar berkumpul-kumpul denga keluarga saja. Disitu kami saling bercanda tawa.Aku cukup senang dengan liburan kali ini,meslipun hanya sekedar berkumpul dengan keluarga saja.

Waktu pun berjalan seiring liburan hampir habis.Dan pada waktu itu,di rumah aku tidak ada kegiatan apa-apa. Pastinya liburan ini sangat membosankan.Tetapi di saat kebosanan itu datang,saya di hibur dengan saudara sepupu saya.meskipun Cuma di hibur gitu doang lumyan lah buat ngilangi bosen.

Pada waktu liburan mau srlesai,saya di suruh nyokap buat pegi ke Paterongan yang pasti ke rumah nenek. Akupun berangkat. Disana sangat menyenangkan sekali. aku di ajak naik bukit. memang di sana banyak sekali bukit. Dari atas bukit itu dapat melihat pemangangan yang luar biasa. rumah-rumah terlihat kecil dari atas.

Setelah di ajak ke atas bukit, aku di ajak ke danau yang terletak di bawah kaki bukit. sungguh indah sekali. Ku ingin berenang tapi aku tak bisa berenang. Akhirnya aku hanya melihat sepupuku berenang.

Setelah lelah dengan kegiatan yang aku lakukan hari ini. aku pulang ke rumah nenek. Kita makan bersama. Setelah acara makan selesai aku mengistirahatkan badanku untuk pulang esok harinya.

Selasa, 09 Juni 2015

Cegukan Di Lomba Nyanyi

Ini tentang pengalamanku ketika mengikuti lomba nyanyi.

Aku telah berangkat dari rumaku meuju ruma guruku. Besok adalah hari dimana aku akan berlomba Nyanyi tingkat kabupaten yang akan diadakan di Bangkalan. Karena rumahku yang jauh dari Bangkalan mengharuskanku menginap di rumah guruku yang ada di Bangkalan.

Aku telah sampai si rumah guruku. ku putuskan untuk istirahat sejenak sebelum belajar vocal lagi. Setelah latihan vocal aku di ajak ibu guruku untuk berbelanja. Aku sangat senang sekali bisa menemani Ibu guruku.

Setelah merasa kelelahan kami pun pulang. Malamnya aku di pinta ibu untuk mencoba kostum untuk hari esok. aku memandangi pantulanku di cermin. terliha gadis yang memakai setelan baik 5 cm di atas lutut. sungguh aku tidak bosan melihatnya.

Hari dimana aku berlombapun tiba. Aku di dandani oleh teman ibu guruku. Sungguh aku sangat berbeda saat ini. seperti bukan diriku.

Makanan Khas Madura

Madura, kota yang ada di Jawa Timur ini terkenal dengan karapan sapinya. Sebagai salah satu kota yang menjadi pusat perhatian dalam dunia wisata, Madura mempunyai banyak daya tarik tak hanya dalam hal objek wisatanya. Dari sisi kuliner tau makanan Madura ternyata juga menyimpan banyak kejutan. Cita rasa unik yang terdapat dalam makanan khas Madura ini menjadi salah satu ciri khusus yang tidak ditemukan dalam masakan di daerah lain di Indonesia. Tak hanya cita rasa yang unik cara pengolahannya pun masakan Madura juga memiliki banyak keunikan.
Perbedaan dalam hal pengolahan maupun dalam hal cita rasa dengan daerah lainnya ini yang membuat kuliner Indonesia berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini juga menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Madura maupun daerah lainnya. Keanekaragaman maskan khas yang ada di Indonesia ini salah satunya ada di Madura. Berbagai masakan dengan citarasa dan cara pengolahan yang unik menjadikan Madura salah satu daerah yang patut untuk diperhitungkan.
Berikut ini ada beberapa jenis masakah yang tergolong khas dan mempunyai citarasa unik yang hanya bisa anda temui di Madura.

Soto Madura

kul madura soto.jpg

Rasanya hampir di seluruh daerah di Indonesia mengenal salah satu jenis masakan berkuah melimpah ini. Soto yang ada di Madura ini menggunakan bahan dasar yang hampir sama dengan soto pada umumnya. Terdiri dari daging sapi, telur rebus, kentang goreng, dan telur yang direbus ini, soto Madura memiliki citarasa yang tak jauh berbeda dengan soto pada umumnya. Taburan daun bawang, seledri, dan bawang goreng di atasnya menjadikan soto Madura lebih bercitarasa khas. Ada keunikan lainnya yang dihadirkan soto Madura, bahwa di masing-masing daerah di Madura soto ini disajikan dengan pendamping yang berbeda. Simaknya, soto Madura yang disajikan di Sumenep. Soto disajikan dengan singkong rebus sebagi pengganti nasi. Keunikan lainnya bahwa soto Madura di Sumenep ini berisikan tauge goreng, bihun, usus sapi, yang dilengkapi dengan daun bawang dan bawang goreng sebagai taburannya. Pelengkap soto ini adalah bumbu kacang yang dicampur petis dan pisang mudang yang dicampur dan diuleg hingga halus.
Lain di Sumenep lain lagi di Pamekasan, soto Pamekasan berbahan baku kentang rebus, tauge dan perkedel ini disajikan dengan kuah yang dibumbui merica dengan bawang putih. Sebagai pendamping makan soto Pamekasan ini, disajikan lontong, bakwan jagung, dan juga rempeyek yang rasanya memang cocok.
Beda lagi dengan soto yang ada di Bangkalan, Madura. Selain menggunakan daging sapi dalam olahannya, kadang kala soto Bangkalan juga memakain daging ayam atau jeroan sapi untuk isiannya. Disajikan dengan taburan kentang goreng soto Bangkalan ini di siram dengan kuah yang terdiri dari dua jenis, kuah bening dan kuah kuning. Anda bisa memilih sesuai selera anda, atau anda bisa  mencoba dua-duanya.
Keragaman dan keunikan makanan Madura ini nyatanya semakin unik dengan adanya keberagaman jenis masakan yang terdapat dalam satu daerah. Hal inilah yang menjadikan kaya dan uniknya makanan khas Indonesia yang bisa anda cicipi dalam perjalanan wisata anda.

Nasi jagung

kul madura nasi jagung.jpg

Nasi jagung menjadi mskan khas Madura selanjutnya. Secara kondisi alam Madura memang cocok untuk bercocok tanam jagung. Berdasarkan pengakuan masyarakat, jagung yang ditanam di Madura memiliki citarasa yang lebih enak dbadingkan dengan jagung yang di tanama di daerah lainnya. Kembali ke nasi jagung, jika anda berkunjung ke Madura anda akan dengan mudah menemukan penjual nasi jagung karena ini memang makanan tradisional masyarakat Madura. Nasi jagung yang ada di Madura menggunakan bahan baku utama adalah jagung yang dicampur dengan sedikit nasi putih yang di jual atau disajikan dalam bakul atau wadah dari bambu.
Nasi jagung ini biasanya disajikan dengan pelengkap lauk berupa sayur-sayuran segar, tauge dan kacang panjang. selain itu, lauk berupa urap dan saayur lodeh juga bisa anda pilih sebagai pendamping nasi jagung. Sedangkan untuk pelengkapnya, biasanya nasi jagung disajikan dengan pepes tongkol dan tempe bumbu bali yang akan semakin sedap jika disantap bersama sambal.

Kalsot (kaldu soto)

kul madura kalsot.jpg

Makanan yang hanya ada di Madura ini terbuat dari kacang hijau yang dimasak bersama kikil sapi. Kalsot memberikan suatu citarasa yang benar-benar berbeda dari kacang hijau yang biasa di buat bubur santan yang berasa manis. Kalsot dimasak dengan bumbu-bumbu rempah layaknya soto dan dilengkapi dengan tabura bawang merah goreng dan seledri di atasnya membuat masakan ini lebih bercitarasa unik dan nikmat.
Makanan Khas Madura – Sate
Di setiap kota di Indonesia hamper bisa dipastikan selalu ada warung sate Madura. Bukan hanya di Madura sate Madura inipun biasanya dapat juga kita temui di Mancanegara. Sate Madura biasanya dibuat dengan menggunakan daging kambing ataupun daging ayam. Daging tersebut dipotong kecil-kecil sebelum ditusuk dan dibakar sehingga sering disebut dengan sate lalat. Sebutan sate lalat bagi makanan khas Madura yang satu ini karena potongan dagingnya yang kecil-kecil sehingga menyrupai lalat.
Sate lalat disajikan dengan bumbu kacang,sambal dan kecap. Biasnya disajikan juga denga nasi atau lontong. Makanan khas Madura yang satu ini pasti membuat anda ketagihan

Budaya Masyarakat Madura

Kebudayaan adalah seperangkat peraturan atau norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang kalau dilaksanakan oleh para anggotanya, melahirkan perilaku yang oleh para anggotanya dipandang layak dan dapat diterima.
Kebudayaan terdiri dari nilai-nilai, kepercayaan, dan persepsi abstrak tentang jagat raya yang berada di balik perilaku manusia, dan yang tercermin dalam perilaku. Semua itu adalah milik bersama para anggota masyrakat, dan apabila orang berbuat sesuai dengan itu, maka perilaku mereka dianggap dapat diterima di dalam masyarakat.
Kebudayaan dipelajari melalui sarana bahasa, bukan diwariskan secara biologis, dan unsur-unsur kebudayaan berfungsi sebagai suatu keseluruhan yang terpadu.
Dari definisi diatas masyarakat Madura memiliki kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan masyarakat-masyarakat pada umumnya (masyarakat di luar Pulau Madura), meskipun Madura masih berada di wilayah Indonesia tapi karena factor letak membuat kebudayaan-kebudayaan di Indonesia berbeda-beda, dari satu daerah-ke daerah lain pasti memiliki perbedaan kebudayaan.
Untuk kebudayaan masyarakat Madura sendir berbeda dengan kebudayaan masyarakat lainnya, termasuk dengan kebudayaan Jawa Timur (Surabaya, Malang dll) meskipun Madura masih satu provinsi dengan mereka. Masyarakat Madura memiliki corak, karakter dan sifat yang berbeda dengan masyarakat Jawa. Masyarakatnya yang santun, membuat masyarakat Madura disegani, dihormati bahkan “ditakuti” oleh masyarakat yang lain.
Kebaikan yang diperoleh oleh masyarakat atau orang Madura akan dibalas dengan serupa atau lebih baik. Namun, jika dia disakiti atau diinjak harga dirinya, tidak menutp kemungkinan mereka akan membalas dengan yang lebih kejam. Banyak orang yang berpendapat bahwa masyarakat Madura itu unik, estetis dan agamis. Dapat dibuktikan dengan banyaknya masjid-masjid megah berdiri di Madura dan tidak hanya itu saja, kebanyakan masyarakat Madura termasuk penganut agama Islam yang tekun, ditambah lagi mereka juga berusaha menyisihkan uangnya untuk naik haji. Dari hal tersebut tidak salah kalau masyarakat Madura juda dikenal sebagai masyarakat santri yang sopan tutur katanya dan kepribadiannya.
Masyarakat Madura masih mempercayai dengankekuatan magis, dengan melakukan berbagai macam ritual dan ritual tersebut memberikan peranan yang penting dalam pelaksanaan kehidupan masyarakat Madura. Slah satu bentuk kepercayaan terhadap hal yang berbau magis tersebut adalah terhadab bendah pusaka yang berupa keris atau jenis tosan aji dan ada kalanya melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).
Untuk bahasa masyarakat Madura memiliki bahasa daerahnya sendiri yang mayoritas digunakan oleh masyarkat asli Madura. Bahasa Madura hamper mirip dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia, karena bahasa Madura banyak terpengaruh oleh bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa dan lain sebagainya. Pengaruh bahasa Jawa sangat terasa dalam bentuk system hierarki berbahasa sebgai akibat pendudukan Kerajaan Mataram atas Pulau Madura pada masa lampau.

Watak

Kesulitan yang dihadapi untuk mencapai pulau madura juga menjadi penghalang bagi para pengamat budaya untuk mendeskripsikan budaya madura kepada khalayak ramai, sehingga tidak banyak khalayak ramai yang tahu tentang bagaimana kebudayaan masyarakat di Madura, kebanyakan hanya memandang bahwasannya masyarakat Madura berperangai keras, sulit beradaptasi, terbelakang, dan kasar.(Said Abdullah, oktober 2008).
Sejak sebelum Jembatan Suramadu di operasikan, telah muncul berbagai stigama sosial tentang Masyarakat Madura, yaitu keterbelakangan dan kekerasan. Kekerasan seakan menjadi atribut yang melekat di pundak masuyarakat madura, Banyak yang Mencitrakan masyarakat dan kebudayaan madura dengan sikap serba sangar, mudah meneggunakan senjata dalam menyelesaikan masalah. Hal ini sebagai penggambaran watak masyarakat madura yang tegas dan berani bertindak.
Watak tersebut memang melekat sampai sekarang, hal tersebut dikarenakan kerasnya perjuangan masyarakat madura dalam menjalani kehidupan akibat kondisi alam yang tidak mendukung, kurang subur, relatif kering dan gersang. karena itu untuk mempertahankan hidup demi sejengkal tanahnya, masyarakat madura rela meregang nyawa.
Wilayah yang terpisah oleh selat tersebut juga menyebabkan arus globalisasi sulit untuk masuk ke Madura. Hal ini menyebabkan ketertinggalan peradaban dan IPTEK masyarakat madura dengan wilayah sekitarnya, misal Surabaya.

Pantai Siring Kemuning

Pantai Siring Kemuning terletak di Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan, Madura. Atau kira-kira 40 km dari kota Bangkalan setara satu jam perjalanan dengan kendaraan pribadi. Akses jalan menuju pantai Siring Kemuning ini cukup mulus dan mudah. Penunjuk jalan cukup jelas sepanjang perjalanan dan menjamin tidak akan kesasar ke tempat lain.
Sejatinya Pantai Siring Kemuning memiliki daya tarik untuk dijadikan wisata andalan di Kabupaten Bangkalan karena memiliki hamparan pasir putih yang memadai, lingkungannya tenang, ombaknya bersahabat dan keramahan penduduknya. Dan sebenarnya hal tersebut sudah terbukti yaitu dimana pernah Pantai Siring Kemuning ini jadi destinasi turis manca negara.
Menurut H Martolo, salah satu masyarakat di sekitar pantai ini menjelaskan bahwa: sampai tahun 1995 pantai ini banyak dikunjungi oleh wisman hususnya wisman dari Australia. Satu hari bisa mencapai 20 wisatawan asing yang berkunjung dan rata-rata menginap tidak kurang dari 3 hari. Para turis ini memilih pantai Siring Kemuning karena ketenangan dan pasir putihnya yang menghampar. Tapi kini, lanjut H Martolo melanjutkan: sudah tidak ada lagi turis asing yang datang. Kini tinggal beberapa turis domestik saja yang datang itupun berkunjung hanya pada hari minggu atau libur saja.
H Martolo yang memiliki kamar untuk disewakan kepada para tamu yang berada persis di pintu masuk kawasan wisata Pantai Siring Kemuning ini menerangkan: sebelum tahun 1995 lebar hamparan pasir putih adalah 75 meter lebih lebar dari sekarang. Saking lebarnya pasir putihnya, maka tiap tahun selalu diadakan pacuan kuda. Sangat menarik tentu mengadakan pacuan kuda di atas hamparan pasir. Dengan lebarnya hamparan pasir putih tersebut menjadikan daya tarik tersendiri bagi para turis asing. Sudah mahfum bagi kita bahwa yang dicari para turis itu adalah: sand, sun dan smile.
Pada tahun 1995, dimulailah era penambangan batu karang dan pasir putih di kawasan Pantai Siring Kemuning ini. Bahan galian itu untuk dipergunakan pengurugan jalan, bangunan dll, termasuk untuk pengurugan jalan dari Bangkalan ke Tanjung Bumi ini. Dengan penambangan yang tidak terkendali berakibat kepada terjadinya abrasi pantai, sehingga lebar pantai pasir putihnya menyusut terus seperti yang dapat disaksikan sekarang ini yaitu kini hanya tingal 25 meter saja.
Dengan tergerusnya pantai dan tidak terawat pula, maka makin lengkaplah ‘derita’ pantai Siring Kemuning ini. Turis mana yang akan mengunjungipantai yang sedang ‘menderita’?   

Pantai Slopeng Sumenep


Sebagai pulau yang dikelilingi lautan, wisata apa lagi kalau bukan bahari. Ya, Sumenep memang memiliki banyak objek wisata bahari. Sebagian sudah dibangun infrastrukturnya, sebagian lagi masih alami, semisal di Gili Labak. Jangan khawatir, akses ke pantai yang akan kita bahasa kali ini sudah tergolong lumayan bagus dan, yang terpenting, tidak perlu menyeberang lautan karena berada di daratan Sumenep. Apa nama pantai itu? Slopeng! Nah, kenal kan? Kalau Anda googling, tulisan yang membahasnya sudah banyak. Tapi tak ada salahnya saya akan membahas lagi di sini. Hitung-hitung juga sebagai penambah referensi.

Letak Pantai Slopeng berada di Kecamatan Dasuk, Sumenep. Jarak dari jantung Kota Sumenep sekitar 21 Km ke arah barat laut. Atau sekitar 180-an Km dari Suramadu. Waktu tempuh dari Suramadu ke Pantai Slopeng sekitar 5-6 jam. Jika berangkat dari arah barat Madura, selain jalur selatan, Anda juga bisa melewati jalur sisi pantai utara (pantura). Lewat jalur tersebut waktu tempuhnya bisa lebih cepat, karena tidak perlu memutar ke pusat kota Sumenep sekaligus relatif sepi kendaraan.

Tapi, ini khusus yang membawa kendaraan sendiri. Kalau ikut angkutan umum, sebaiknya tidak menempuh jalur ini karena di situ minim angkutan umum. Tampaknya, pantai daratan Sumenep yang indah selalu ada di bagian utara. Selain pantai Slopeng ada juga pantai Lombang . Di bagian selatan kebanyakan sedikit pasirnya, hanya batu karang yang menghampar.

Foto Pantai Slopeng Sumenep Madura Jawa Timur
Pantai Slopeng Sumenep 

Pantai Slopeng terkenal dengan gundukan-gundukan pasirnya yang indah. Pasir-pasir putih terhampar sepanjang 6 kilometer. Dari atas gunungan pasir, kita bisa menikmati keindahan pantai sambil duduk-duduk santai di atas gazebo. Dari situ pula kita bisa menyaksikan beberapa fasilitas seperti kuda-kuda yang lalu lalang dikendarai oleh pengunjung yang menyewanya atau menyaksikan sampan-sampan nelayan yang sedang mencari ikan.

Sebagaimana di Pantai Lombang, pantai Slopeng juga memiliki cemara udang. Namun, jumlahnya tidak sebanyak di Lombang. Selain cemara, ada juga jejeran pohon kelapa dan siwalan. Pohon-pohon tersebut menambah indah suasana pantai. Bagi pengunjung yang membawa anak kecil, di situ sudah disediakan arena bermain. Ada ayunan, seluncuran, dll. Jadi, selain bisa bermain di pasir, mereka juga bisa memanfaatkan arena bermain ini.

Di situ juga sudah banyak orang yang menjual makanan Khas Madura, semisal rujak, degan, soto, dll. Anda tidak perlu khawatir kelaparan.  Oya, pada hari-hari tertentu, semisal lebaran ketupat (tujuh hari setelah lebaran Idul Fitri), di tempat tersebut biasanya ada hiburan rakyat, berupa pertunjukan musik dangdut. Artis-artis ibukota diundang untuk menghibur pengunjung. Acara ini sudah seakan menjadi ritual tahunan. Karenanya, di situ sudah dibangun pentas permanen untuk arena pertunjukan.

Penggermar Rahasia

Ini pertama kalinya aku sangat-sangat menyukai seseorang. Ia tidak begitu tampan namun ia sangat manis. Dia bukan teman kelasku, dan aku bersyukur karena aku dan dia tidak sekelas. Aku pasti akan sangat malu bila aku dan dia sekelas. Aku menyukainya sejak 3 tahun yang lalu. aku tidak tahu apa yang membuatku suka padanya. Aku tidak tahu itu. Yang kutahu hanya aku menyukainya.
Selama aku menyukainya, hatiku sering terasa sakit. Ia mempunyai pacar, saat ia putus aku benar-benar sangat senang namun hatiku kembali sakit saat ia berpacaran lagi dengan adik kelas.
Hubungan kelasku dengan kelasnya bisa dibilang tidak ada akrabnya sama sekali. dia adalah musuh bagi kita dan dia juga menganggap kita musuh..
Ada peristiwa yang tidak banyak yang membuatku menjerit dalam hati. Ia bertanya padaku, ia memanggil namaku dan ia bertanya lagi padaku. Aku benar-benar gugup.
Entah berapa kali aku memimpikannya. Ia sering masuk ke dalam mimpiku. Mungkin karena aku sering memikirkannya. Tapi mengingat ia adalah pacar seseorang, hatiku kembali sakit.
Suatu hari, saat mendengar kabar bahwa dia putus dengan pacarnya. Hatiku benar-benar senang. Itu berarti ia tidak akan berbicara ‘mesra’ dengan seorang perempuan sampai ia menemukan pacar baru lagi yang akan membuat hatiku kembali sakit.
Seorang temannya mengetahui kalau aku menyukainya, dan itu membuat pikiranku kacau. Aku takut orang ini memberitahu dia kalau aku menyukainya. Aku hanya ingin menjadi ‘penggemar rahasia’ itu lebih baik daripada ia tahu perasaanku dan membuatku lebih sakit dengan mengatakan kalau ia tidak menyukaiku.
Aku tidak tahu nantinya, apakah aku masih tetap menjadi penggemar rahasia, atau tidak? Ah entahlah!

Kisah Makam Air Mata Ratu Ibu


Ada banyak cerita yang menggambarkan cinta seorang wanita atau seorang ibu di Indonesia, salah satunya adalah Makam Air Mata Ratu Ibu di Madura. Percayalah, Anda akan lebih menghargai perasaan kaum perempuan setelah berkunjung ke tempat ini.

Makam Air Mata Ibu berada di Desa Buduran, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan. Hanya berjarak 11 km dari Kota Bangkalan, yang menjadi gerbang masuk Pulau Madura. Anda harus menempuh puluhan anak tangga untuk sampai ke makam ini. Sebab, Kompleks Makam ini terletak di puncak bukit kecil pada ketinggian 30 mdpl.

Ratu Ibu adalah seorang wanita yang bernama Sarifah Ambani. Wanita keturunan dari Sunan Giri ini adalah seorang istri yang sangat taat, patuh dan sangat mencintai suaminya, Raja Cakraningrat. Raja Cakraningrat adalah seorang raja yang sangat dihormati dan diagungkan oleh masyarakat Madura pada saat itu. Raja Cakraningrat memimpin Madura pada tahun 1624 atas perintah Sultan Agung dari Mataram.

Raja Cakraningrat terkenal akan kepandaiannya, kepawaiannya, dan tenaga yang kuat untuk menjadi seorang pemimpin. Maka, Sultan Agung Mataram membutuhkan jasa Raja Cakraningrat untuk membantunya membangun Mataram. Sehingga, Ratu Ibu sering ditinggal oleh suami tercintanya. Perasaan sedih pun melanda Ratu Ibu, walaupun istri seorang raja, tapi hatinya adalah hati wanita biasa. Hampir siang malam beliau sedih karena ditinggal suaminya bertugas ke Mataram.

Ratu Ibu memilih untuk bertapa ketika perasaan sedih mengguncang dirinya. Dalam pertapaannya, Ratu Ibu meminta kepada Yang Maha Kuasa agar suaminya tetap sehat dan agar kelak tujuh turunannya bisa menjadi pemimpin dan penguasa Madura.

Hingga suatu hari saat Raja Cakraningrat pulang ke Madura, perasaan Ratu Ibu pun berbunga-bunga. Selain senang karena suaminya pulang, Ratu Ibu juga bercerita dirinya bertapa dan berdoa agar tujuh keturunanya menjadi pemimpin Madura. Namun, bukannya rasa senang atau pun pujian yang diucapkan oleh Raja Cakraningrat, tetapi justru kemarahan dan kekecewaan. Raja Cakraningrat kesal karena istrinya hanya berdoa agar tujuh turunannya yang menjadi raja. Sebab, Raja Cakraningrat ingin semua keturunannya menjadi pemimpin Madura.

Mendengar hal tersebut Ratu Ibu pun sedih dan merasa bersalah. Saat suaminya kembali ke Mataram untuk bertugas, Ratu Ibu kembali ke pertapannya di Desa Baduran. Saat bertapa Ratu Ibu terus menangis tanpa henti, hingga konon air matanya membanjiri tempat pertapannya. Hal tersebut terus berlangsung hingga beliau wafat.

Di Desa Baduran tidak hanya terdapat makam Ratu Ibu. Di sana juga terdapat makam Raja Madura dari abad ke-16 hingga ke abad ke-19. Konon makam raja tersebut adalah tujuh turunan dari sang Ratu Ibu. Selain nilai sejarah yang tinggi, keunikan seni arsitektur pada makam dan beberapa pahatan batu di sekitar makam menjadikan suasana makam ini begitu sakral dan mistis. Tidak sedikit pula traveler datang ke tempat ini untuk berwisata ziarah.

Dengan berkunjung ke Makam Ratu Ibu, bagi para wanita akan mendapatkan pelajaran tentang pengorbanan dan rasa iklhas sebagai seorang istri. Serta bagi para pria, Anda akan lebih belajar dan lebih menghargai tentang perasaan dan hati seorang wanita.

Kisah Singkat Legenda Sumber Api Alam "DHANGKA"






Api nan tak kunjung padam pada " DHANGKA " memiliki latar belakang kisah dari suatu legenda " KI MOKO ". Konon kira-kira pada abad XVI sekitar tahun 1605 saka atau tahun 1683 Masehi hiduplah seorang pengelana penyebar agama Islam yang memiliki kesaktian yang bernama KI MOKO dengan nama aslinya R. WIGNYO KENONGO.

Di tengah-tengah hutan yang tandus dimana dia bertempat tinggal, KI MOKO yang pekerjaannya sehari-hari mencari ikan di laut, berhasil menciptakan sumber-sumber kebutuhan hidup yang diupayakan guna memenuhi kebutuhan yang mendesak yaitu pada saat ia harus menyambut atau menjamu tamu dari kerajaan dalam rangka perayaan pernikahan dirinya dengan putri raja.

Kisah ini bermula ketika KI MOKO mendengar berita bahwa Raja Kerajaan Palembang sedang dirundung kesedihan karena seorang putrinya tengah menderita sakit yang tak kunjung sembuh, meski telah banyak tabib yang mengobatinya.

Pada kesempatan itu KI MOKO terpanggil untuk mencoba membantu mengobati penderitaan putri raja KI MOKO mempersembahkan sesuatu kepada Sang raja berupa tabung-tabung bambu yang penuh berbagai mata ikan dan dikirimkan melalui utusan, menerima persembahan dari KI MOKO Raja sangat terkejut karena barang yang semula dianggap kurang berharga menjelma menjadi barang berharga berupa Permata Intan dan Berlian. Sang raja sangat terkeut dan gembira begitu pula Sang Putri yang pada akhinya membuat ia sembuh dari sakitnya.

Melihat kejadian ini Sang Raja merasa berhutang budi kepada KI MOKO dan sesuai janjinya Sang Raja menganugerahkan hadiah berupa sebuah peti kepada KI MOKO dan dikirim melalui utusan, setelah peti tersebut sampai ke tangan KI MOKO dan dibukanya ternyata dari dalamnya terjelma seorang Putri yang amat cantik jelita, itulah SITI SUMENTEN Putri Raja yang sengaja dianugerahkan kepada KI MOKO untuk dijadikan istri, menghadapi kenyataan ini KI MOKO sangat masqul dan gembira hatinya. Namun kegembiraan itu sejenak berubah menjadi rasa risau karena kebersamaan dengan itu pula tersirat suatu berita bahwa tak lama lagi rombongan dari Kerajaan akan segera datang ke tempat kediaman KI MOKO untuk melangsungkan perayaan pernikahan. Kerisauan KI MOKO disebabkan karena tempat kediaman serta segala kebutuhan perayaan sangat tidak memungkinkan. Namun kerisauan tersebut akhirnya sirna setelah KI MOKO memusatkan batin melalui semedinya untuk memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Dengan menancapkan tongkat saktinya berdirilah bangunan istana yang sangat megah ( bangunan tersebut sirna setelah kegiatan perayaan selesai ).

Demikian pula untuk memenuhi kebutuhan yang lain seperti kebutuhan sumber air dan seterusnya dengan cara yang sama KI MOKO menancapkan tongkatnya pada tanah. Pada saat itulah tercipta sumber air yang akhirnya menjadi sebuah telaga serta pancaran kobaran api yang senantiasa menyala dan akan berguna untuk kebutuhan manusia.

Dengan demikian puaslah hati KI MOKO dan pelaksanaan pesta pernikahan dapat berjalan dengan lancar. Sampai saat ini, semburan api alam tersebut masih tetap abadi hingga dikenal dengan istilah " API NAN TAK KUNJUNG PADAM " "DHANGKA". Dhangka artinya rumah tempat kediaman / Istana yang kemudian sirna yang lokasinya terdapat di dusun Asem manis II Desa Larangan Tokol, Kec. Tlanakan, Kab. Pamekasan.

Sedangkan Patilasan / makam KI MOKO terletak di dusun Palanggaran Desa Branta Tinggi Kecamatan Tlanakan Kab. Pamekasan yang sampai saat ini oleh masyarakat sekitar masih dikeramatkan. Untuk merawat / menjaga sumber api dan sumber air tersebut, maka KI MOKO mengutus Ki Rahma dan Nyi Rahma ( Buju'Tonggah ) yang artinya sebagai penunggu yang kuburannya / astanya terletak di Pojok Barat Laut Lokasi Api Ala Mini.

Demikian kisah singkat dari Api Alam " DHANGKAH"

Daftar Lagu Daerah Madura


  1. Lagu Madura Lan Bulanan
  2. Lagu Madura Ke' Lesap
  3. Lagu Madura Kembeng Malateh
  4. Lagu Madura Potre Madura
  5. Lagu Daerah - Madura - Tondo Madjang
  6. Lagu Madura Gambus Niser Smangken
  7. Lagu Madura - Syukur (Lektapalek)
  8. Lagu Madura - Akodung Pote
  9. Lagu Madura - Ole Olang - Reny Farida
  10. Lagu Madura Arrukban
  11. Lagu Madura Diko Nyamanah
  12. Lagu Madura Akodung Pote
  13. Lagu Madura Zamanta Lakapra
  14. Lagu Madura Alifroh - Busabu
  15. LAGU MADURA SYUKUR (LEKTAPALEK)
  16. Lagu Madura Tondhu' Majang
  17. Lagu Madura Asar Maba
  18. Lagu Madura Sandho Rennang
  19. Lagu Madura Baramma Se Tapesa'a
  20. Lagu Madura Kembang Malathe
  21. Lagu Madura Polo Madura
  22. Lagu Madura Parao Madura
  23. Lagu Madura Neng-sennengngan
  24. Lagu Madura Mellas
  25. Lagu Madura Alifroh - Busabu
  26. Lagu Madura Pottre Madura
  27. Lagu Madura Ke'-rangke' Kokkonengan
  28. Lagu Madura Kerraban Sape
  29. Lagu Madura Janji Kapate
  30. Lagu Madura Enga'
  31. Lagu Madura Ate Taresna
  32. Lagu Madura Ba'-amba'an
  33. Lagu Madura Compet Bulan
  34. Lagu Madura Adhu Rama Adhu Ebu

ASAL USUL PULAU MADURA

Setiap tempat atau apapun yang ada di bumi ini pasti ada sejarahnya yang kata orang madura “bedeh caretanah kabbi” dan saya akan mengutip sejarah dari empat kabupaten yang ada di pulau madura ini yaitu BANGKALAN, SAMPANG, PAMEKASAN, SUMENEP, bacalah seterusnya di bawah ini :
  1.  Bangkalan
    Beberapa abad kemudian, diceritakan, bahwa ada suatu negara yang disebut Mendangkamulan dan berkuasalah seorang Raja yang bernama Sangyangtunggal. Waktu itu pulau Madura merupakan pulau yang terpecah belah, Yang tampak ialah Gunung Geger di daerah Bangkalan dan Gunung Pajudan didaerah Sumenep.Diceritakan selanjutnya bahwa raja mempunyai anak gadis bernama Bendoro Gung. Yang pada suatu hari hamil dan diketahui Ayahnya. Raja amat marah dan menyuruh Patihnya yang bernama Pranggulang untuk membunuh anaknya itu. Karena itu ia tidak melanjutkan untuk membunuh anak Raja itu tetapi ia memilih lebih baik tidak kembali ke Kerajaan. Pada saat itu ia merubah nama dirinya dengan Kijahi Poleng dan pakaiannya di ganti juga dengan Poleng (Arti Poleng,kain tenun Madura). Dan gadis yang hamil itu didudukkan di atasnya, serta gitek itu di hanyutkan menuju ke Pulau “Madu Oro”.
    Pada saat si gadis hamil itu merasa perutnya sakit dan segera ia memanggil Kijahi Poleng. Tidak antara lama Kijahi Poleng datang dan ia mengatakan bahwa Bendoro Gung akan melahirkan anak. Dengan demikian ibu dan anak tersebut menjadi penduduk pertama dari Pulau Madura.
    Perahu-perahu yang banyak berlayar di Pulau Madura sering melihat adanya cahaya yang terang ditempat dimana Raden Segoro berdiam, dan seringkali perahu-perahu itu berhenti berlabuh dan mengadakan selamatan ditempat itu. Selain daripada itu para pengunjung memberikan hadiah-hadiah kepada Ibu Raden Segoro maupun kepada anak itu sendiri. Ibunya merasa sangat takut pula karena itu ia memanggil kijahi Poleng. Kijahi poleng mengajak Raden Segoro untuk pergi ketepi pantai.
    Pada saat itu memang benar datanglah 2 ekor ular raksasa dan Kijahi Poleng menyuruh Raden Segoro supaya 2 ekor ular itu didekati dan selanjutnya supaya ditangkap dan dibanting ke tanah. Tombak itu oleh Kijahi Poleng diberi nama Si Nenggolo dan Si Aluquro. Sesampainya Patih tersebut di Madura, ia terus menjumpai Raden Segoro dan mengemukakan kehendak Rajanya. Ibu Raden Segoro mendatangkan Kijahi Poleng dan minta pendapatnya, apakah kehendak raja dikabulkan atau tidak.
    Raden Segoro berangkat dengan membawa senjata si Nenggolo. Akhirnya Raja Mendangkamulan atas bantuan Raden Segoro menang didalam peperangan dengan tentara Cina dan setelah itu Raja mengadakan Pesta besar karena dapat mengusir musuhnya. Raja bermaksud mengambil Raden Segoro sebagai anak mantunya. Raden Segoro minta ijin dahulu untuk pulang ingin menanyakan kepada ibunya. Pada saat itu pula ibu dan anaknya lenyaplah dan rumahnya disebut Keraton Nepa. Karena itu sampai sekarang 2 tombak itu menjadi Pusaka Bangkalan.
  2. Sampang Pada Zaman Majapahit di Sampang ditempatkan seorang Kamituwo yang pangkatnya hanya sebagai patih, jadi boleh dikatakan kepatihan yang berdiri sendiri. Sewaktu Majapahit mulai mundur di Sampang berkuasa Ario Lembu Peteng, Putera Raja Majapahit dengan PuteriCampa.Yang mengganti Kamituwo di Sampang adalah putera yang tertua ialah Ario Menger yang keratonnya tetap di Madekan. Menurut cerita Demang terus berjalan kearah Barat Daya diperjalanan ia makan ala kadarnya daun-daun, buah-buahan dan apa saja yang dapat dimakan, dan kalau malam ia tertidur dihutan dimana ia dapat berteduh.
    Perempuan tua itu menjawab bahwa pohon yang dimaksud letaknya didesa Palakaran tidak beberapa jauh dari tempat itu. Dengan diantar perempuan tua tersebut Demang terus menuju kedesa Palakaran dan diiringi oleh beberapa orang yang bertemu diperjalanan.
    Pada sauatu saat Demang Palakaran bermimpi bahwa kemudian hari yang akan menggantikan dirinya ialah Kiyahi Pragalbo yang akan menurunkan pemimpin-pemimpin masyarakat yang baik, putera yang tertua Pramono oleh ayahnya disuruh bertempat tinggal di Sampang dan memimpin pemerintah dikota itu.
    Ia kawin dengan puteri Wonorono di Pamekasan karena itu ia juga menguasai Pamekasan jadi berarti Sampang dan Pamekasan bernaung dalam satu kerajaan, demikian pula sewaktu Nugeroho (Bonorogo) menggantikan ayahnya yang berkeraton di Pamekasan dua daerah itu masih dibawah satu kekuasaan, setelah kekuasaan Bonorogo Sampang terpisah lagi dengan Pamekasan yang masing-masing dikuasai oleh Adipati Pamadekan (Sampang) dan Pamekasan dikuasai oleh Panembahan Ronggo Sukawati, kedua-duanya putera Bonerogo.
  3. PamekasanKabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Begitu juga munculnya sejarah pemerintahan di Pamekasan sangat jarang ditemukan bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang menjelaskan tentang kapan dan bagaimana keberadaannya.Diperkirakan, Pamekasan merupakan bagian dari pemerintahan Madura di Sumenep yang telah berdiri sejak pengangkatan Arya Wiraraja pada tanggal 13 Oktober 1268 oleh Kertanegara. Jika pemerintahan lokal Pamekasan lahir pada abad 15, tidak dapat disangkal bahwa kabupaten ini lahir pada jaman kegelapan Majapahit yaitu pada saat daerah-daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit mulai merintis berdirinya pemerintahan sendiri.
    Terungkapnya sejarah pemerintahan di Pamekasan semakin ada titik terang setelah berhasilnya invansi Mataram ke Madura dan merintis pemerintahan lokal dibawah pengawasan Mataram. Hal ini dikisahkan dalam beberapa karya tulis seperti Babad Mataram dan Sejarah Dalem serta telah adanya beberapa penelitian sejarah oleh Sarjana barat yang lebih banyak dikaitkan dengan perkembangan sosial dan agama, khususnya perkembangan Islam di Pulau Jawa dan Madura, seperti Graaf dan TH.
    Masa-masa berikutnya yaitu masa-masa yang lebih cerah sebab telah banyak tulisan berupa hasil penelitian yang didasarkan pada tulisan-tulisan sejarah Madura termasuk Pamekasan dari segi pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan agama, mulai dari masuknya pengaruh Mataram khususnya dalam pemerintahan Madura Barat (Bangkalan dan Pamekasan), masa campur tangan pemerintahan Belanda yang sempat menimbulkan pro dan kontra bagi para Penguasa Madura, dan menimbulkan peperangan Pangeran Trunojoyo dan Ke’ Lesap, dan terakhir pada saat terjadinya pemerintahan kolonial Belanda di Madura.
    Hal ini terbukti dengan banyaknya penguasa Madura yang dimanfaatkan oleh Belanda untuk memadamkan beberapa pemberontakan di Nusantara yang dianggap merugikan pemerintahan kolonial dan penggunaan tenaga kerja Madura untuk kepentingan perkembangan ekonomi Kolonial pada beberapa perusahaan Barat yang ada didaerah Jawa, khususnya Jawa Timur bagian timur (Karisidenan Basuki).
    Tenaga kerja Madura dimanfaatkan sebagai tenaga buruh pada beberapa perkebunan Belanda. Orang-orang Pamekasan sendiri pada akhirnya banyak hijrah dan menetap di daerah Bondowoso. Perkembangan Pamekasan, walaupun tidak terlalu banyak bukti tertulis berupa manuskrip ataupun inskripsi nampaknya memiliki peran yang cukup penting pada pertumbuhan kesadaran kebangsaan yang mulai berkembang di negara kita pada zaman Kebangkitan dan Pergerakan Nasional.
  4. SumenepSumenep merupakan Kabupaten di Jawa Timur yang berada di ujung paling Timur Pulau Madura, bisa dibilang sebagai salah satu kawasan yang terpenting dalam sejarah Madura. Kita dapat menjumpai situs-situs kebudayaan yang sampai hari ini masih menjadi obyek pariwisata.DiKabupaten itu pula, banyak terpencar pulau-pulau kecil yang kaya akan sumber daya alam dan hasil pertanian. Bahkan, kabupaten ini penuh dengan sejarah raja-raja yang sampai sekarang masih menjadi objek wisata menarik untuk bahan tela’ah dan observasi bagi masyarakat. Yang lebih menarik lagi, di kabupaten ini anda akan temukan sebuah pesantren megah, indah nan modern.
    Namanya, Pondok Pesantren Al-Amein Prenduan. Sebagai pesantren kader yang mencetak mundzirul qaum, Pesantren ini menjadi bagian sejarah dari Kabupaten Sumenep. Sebagai bukti, kalau kabupaten ini penuh dengan sejarah, bias kita lihat dari pintu gerbang masjid agung yang ada di tengah-tengah kota.

Sejarah Karapan sapi, Tradisi, Pesta, dan Prestise Rakyat Madura

Bagi masyarakat Madura, karapan sapi bukan sekadar sebuah pesta rakyat yang perayaannya digelar setiap tahun. Karapan sapi juga bukan hanya sebuah tradisi yang dilaksanakan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Karapan sapi adalah sebuah prestise kebanggaan yang akan mengangkat martabat di masyarakat.Sejarah asal mula Kerapan Sapi tidak ada yang tahu persis, namun berdasarkan sumber lisan yang diwariskan secara turun temurun diketahui bahwa Kerapan Sapi pertama kali dipopulerkan oleh Pangeran Katandur yang berasal dari Pulau Sapudi, Sumenep pada abad 13.Awalnya ingin memanfaatkan tenaga sapi sebagai pengolah sawah.

Berangkat dari ketekunan bagaimana cara membajak sapinya bekerja ,mengolah tanah persawahan, ternyata berhasil dan tanah tandus pun berubah menjadi tanah subur.Melihat gagasan bagus dan membawa hasil positif, tentu saja warga masyarakat desa mengikuti jejak Pangerannya. Akhirnya tanah di seluruh Pulau Sapudi yang semula gersang, menjadi tanah subur yang bisa ditanami padi. Hasil panenpun berlimpah ruah dan jadilah daerah yang subur makmur.

Setelah masa panen tiba sebagai ungkapan kegembiraan atas hasil panen yang melimpah Pangeran Ketandur mempunyai inisiatif mengajak warga di desanya untuk mengadakan balapan sapi. Areal tanah sawah yang sudah dipanen dimanfaatkan untuk areal balapan sapi. Akhirnya tradisi balapan sapi gagasan Pangeran Ketandur itulah yang hingga kini terus berkembang dan dijaga kelestariannya. Hanya namanya diganti lebih populer dengan “Kerapan Sapi”.

Bagi masyarakat Madura, Kerapan Sapi selain sebagai tradisi juga sebagai pesta rakyat yang dilaksanakan setelah sukses menuai hasil panen padi atau tembakau. Kerapan sebagai pesta rakyat di Madura mempunyai peran di berbagai bidang. Misal di bidang ekonomi (kesempatan bagi masyarakat untuk berjualan), peran magis religius (misal adanya perhitungan-perhitungan tertentu bagi pemilik sapi sebelum bertanding dan adanya mantra-mantra tertentu), bidang seni rupa (ada pada peralatan yang mempunyai hiasan tertentu), bidang seni tari dan seni musik saronen (selalu berubah dan berkembang).

Anatomi Kerapan
Pengertian kata “kerapan” adalah adu sapi memakai “kaleles”. Kaleles adalah sarana pelengkap untuk dinaiki sais/joki yang menurut istilah Madura disebut “tukang tongko”. Sapi-sapi yang akan dipacu dipertautkan dengan “pangonong” pada leher-lehernya sehingga menjadi pasangan yang satu.

Orang Madura memberi perbedaan antara “kerapan sapi” dan “sapi kerap”. Kerapan sapi adalah sapi yang sedang adu pacu, dalam kaedaan bergerak, berlari dan dinamis. Sedang sapi kerap adalah sapi untuk kerapan baik satu maupun lebih. Ini untuk membedakan dengan sapi biasa. Ada beberapa kerapan yaitu “kerrap kei” (kerapan kecil), “kerrap raja’’ (kerapan besar), ‘kerrap onjangan” (kerapan undangan), “kerrap jar-ajaran” (kerapan latihan).
Kaleles sebagai sarana untuk kerapan yang dinaiki tokang tongko dari waktu ke waktu mengalami berbagai perkembangan dan perubahan. Kaleles yang dipakai dipilih yang ringan (agar sapi bisa berlari semaksimal mungkin), tetapi kuat untuk dinaiki tokang tongko (joki).

Sapi kerap adalah sapi pilihan dengan ciri-ciri tertentu. Misalnya berdada air artinya kecil ke bawah, berpunggung panjang, berkuku rapat, tegar tegak serta kokoh, berekor panjang dan gemuk. Pemeliharaan sapi kerap juga sangat berbeda dengan sapi biasa. Sapi kerap sangat diperhatikan masalah makannya, kesehatannya dan pada saat-saat tertentu diberi jamu. Sering terjadi biaya ini tidak sebanding dengan hadiah yang diperoleh bila menang, tetapi bagi pemiliknya merupakan kebanggaan tersendiri dan harga sapi kerap bisa sangat tinggi.

Sapi kerap ada tiga macam yaitu sapi yang “cepat panas” (hanya dengan diolesi bedak panas dan obat-obatan cepat terangsang), sapi yang “dingin” (apabila akan dikerap harus dicemeti berkali-kali), dan sapi “kowat kaso” (kuat lelah, memerlukan pemanasan terlebih dahulu).
Pada waktu akan dilombakan pemilik sapi kerap harus mempersiapkan tukang tongko (joki), “tukang tambeng” (bertugas menahan, membuka dan melepaskan rintangan untuk berpacu), “tukang gettak” (penggertak sapi agar sapi berlari cepat), “tukang gubra” (orang-orang yang menggertak sapi dengan bersorak sorai di tepi lapangan), “tukang ngeba tali” (pembawa tali kendali sapi dari start sampai finish), “tukang nyandak”(orang yang bertugas menghentikan lari sapi setelah sampai garis finish), “tukang tonja” (orang yang bertugas menuntun sapi).

Beberapa peralatan yang penting dalam kerapan sapi yaitu kaleles dan pangonong, “pangangguy dan rarenggan” (pakaian dan perhiasan), “rokong” (alat untuk mengejutkan sapi agar berlari cepat). Dalam kerapan sapi tidak ketinggalan adanya “saronen” (perangkat instrumen penggiring kerapan). Perangkatnya terdiri dari saronen, gendang, kenong, kempul, krecek dan gong.

Pesta Rakyat
Umumnya sebuah pesta rakyat, penyelenggaraan Kerapan Sapi juga sangat diminati oleh masyarakat Madura. Setiap kali penyelenggaraan Kerapan Sapi diperkirakan masyarakat yang hadir bisa mencapai 1000-1500 orang. Dalam pesta rakyat itu berabagai kalangan maupun masyarakat Madura berbaur menjadi satu dalam atmosfir sportifitas dan kegembiraan.
Sisi lain yang menarik penonton dari karapan sapi adalah kesempatan untuk memasang taruhan antarsesama penonton. Jumlah taruhannya pun bervariasi, mulai dari yang kelas seribu rupiahan sampai puluhan, bahkan ratusan juta rupiah. Biasanya penonton yang berdiri disepanjang arena taruhannya kecil, tidak sampai jutaan. Tetapi, para petaruh besar, sebagian besar duduk di podium atau hanya melihat dari tempat kejauhan. Transaksinya dilakukan di luar arena, dan biasanya berlangsung pada malam hari sebelum karapan sapi dimulai.

Adu Gengsi
Pemilik sapi karapan memperoleh gengsi yang tinggi manakala mampu memenangkan lomba tradisional tersebut. Selain itu, harga pasangan sapi pemenang karapan langsung melambung. Mislnya, harga sapi yang memenangkan lomba Karapan Sapi 2003 melambung menjadi Rp200 juta dari 2 tahun sebelumnya hanya Rp40 juta.

Untuk membentuk tubuh pasangan sapi yang sehat membutuhkan biaya hingga Rp4 juta per pasang sapi untuk makanan maupun pemeliharaan lainnya. Maklum, sapi karapan diberikan aneka jamu dan puluhan telur ayam per hari, terlebih-lebih menjelang diadu di arena karapan. Berdasarkan tradisi masyarakat pemilik sapi karapan, maka hewan tersebut menjelang diterjunkan ke arena dilukai di bagian pantatnya yakni diparut dengan paku hingga kulitnya berdarah agar dapat berlari cepat. Bahkan luka itu diberikan sambal ataupun balsem yang dioles-oleskan di bagian tubuh tertentu antara lain di sekitar mata.

Sehari sebelum lomba dilaksanakan, pasangan sapi dan pemilik serta sejumlah kerabatnya menginap di tenda yang dipasang di lapangan. Tidak lupa rombongan itu dimeriahkan oleh kelompok musik tradisional Sronen yang mengarak pasangan sapi menjelang dipertandingkan. Bahkan jasa dukun pun diperlukan dalam kegiatan karapan sapi. Para “penggila” Kerapan Sapi melakukan itu semua demi sebuah gengsi atau prestise yang memang merupakan watak khas orang Madura


Rabu, 03 Juni 2015

Lirik dan Kord Gitar Superman Is Dead - Jadilah Legenda

Lirik dan Kord Gitar Superman Is Dead - Jadilah Legenda

Intro: G
       
G                   C
hembus angin yang terasa panas
    D                 G
keringat menetes di dada
G                 C
tiada henti kau bekerja keras
     D           G
berjuang demi cinta

        C                G
untuk Indonesia teruslah bertahan
         D                C
walaupun hancur dan disakiti
               G
kau tetap berdiri disini
         C              G D  Em
untuk Indonesia jadilah legenda
       C           D
kita bisa dan percaya

G                C
Lihat laut dan indahnya ombak
    D                G
gemulainya pohon kelapa
G                 C
para gadis yang mulai menari
     D            G
kibarkan merah putih

Lirik Lagu - Kunci gitar - Chords Gitar dan Kord Gitar

        C                G
untuk Indonesia kita punya semua
         D                 C
seribu budaya dan kekayaan alam
                G
yang tak kan terkalahkan
         C              G D  Em
untuk Indonesia jadilah legenda
       C           D
kita bisa dan percaya

        G    Em   C              D
darah Indonesia akulah halilintarmu
        G    Em    C               D
darah indonesia mengejar tuk selamanya
        G    Em  C                D
darah indonesia walau badai menghadang
                  G D/F# Em
kau takkan pernah hilang
C                 D
walau badai menghadang

Solo: G A B D-C-B-C D 3x
      G A B D-C-B-C A  G

G                C
Lihat laut dan indahnya ombak
    D                G
gemulainya pohon kelapa
G                 C
para gadis yang mulai menari
     D            G
kibarkan merah putih

        C                G
untuk Indonesia kita punya semua
         D                 C
seribu budaya dan kekayaan alam
                G
yang tak kan terkalahkan
         C              G D  Em
untuk Indonesia jadilah legenda
       C           D
kita bisa dan percaya

        G    Em   C              D
darah Indonesia akulah halilintarmu
        G    Em    C               D
darah indonesia mengejar tuk selamanya
        G    Em  C                D
darah indonesia walau badai menghadang
                  G D/F# Em
kau takkan pernah hilang
C                 D
walau badai menghadang...

lirik lagu Suzy Miss-A Don’t Forget Me OST Gu Family Book

lirik lagu Suzy Miss-A Don’t Forget Me OST Gu Family Book 

berikut liriknya ;
듣고 있나요 슬픈 혼잣말을
deutgo innayo seulpeun ne honjatmareul
그댈 그댈 탓하는 이말을
geudel geudel tat-haneun imareul
부르면 다시 아픔이 되는 이름
bureumyon dasi apeumi dweneun ireum
그대 그대 그대
geude geude geude

가끔씩 그대 생각에 웃어준다면
gakkeumssik geude ne senggage usojundamyon
이상 미련 갖지 않을테니
do isang miryon gatji aneulteni

나를 잊지말아요 나를 나를
nareuritjimarayo nareul nareul
제발 기억해줘요 나를 나를
jebal giokhejwoyo nareul nareul
이별은 한번인데 그리움은 많은지
ibyoreun
hanboninde geuriumeun we maneunji
한순간도 잊은적 없었죠 사랑해요
han sun-gando nan ijeun jogobsotjyo sarangheyo

그런건가요 아무렇지 않나요
geuron-gon-gayo amurochi annayo
그댄 그댄 그댄
geuden geuden geuden

그흔한 약속없이 나는 떠나가지만
geuheunhan yaksogobsi naneun ttonagajiman
내안에 아직 남아있는 사람
ne ane ajing-nama inneun saram

나를 잊지말아요 나를 나를
nareuritjimarayo nareul nareul
제발기억해줘요 나를 나를
jebal giokhejwoyo nareul nareul
이별은 한번인데 그리움은 많은지
ibyoreun hanboninde geuriumeun we maneunji
한순간도 잊은적 없었죠
han sun-gando nan ijeun jogobsotjyo

지나간 사랑을 다시 하자는건 아녜요
jinagan ne sarangeul dasi hajaneun-gon anyeyo
다만 사랑을 기억하면 되요
daman ne sarangeul giokhamyon dweyo

나를 잊지말아요 나를 나를
nareuritjimarayo nareul nareul
나를 사랑해줘요 나를 나를
nareul saranghejwoyo nareul nareul
이별은 한번인데 그리움은 많은지
ibyoreun hanboninde geuriumeun we maneunji
한순간도 잊은적없었죠 사랑해요 사랑해요
han sun-gando nan ijeun jogobsotjyo sarangheyo sarangheyo